Langsung ke konten utama

Ya kan, pak?


Waktu menunjukkan pukul 14.15, bus yang kutunggu tak kunjung datang. Matahari masih segar menampakkan sinarnya, aku berdiri diantara keramaian orang yang berlalu lalang hendak masuk dan keluar kampus. Aku berjalan mendekati papan tanda busway berhenti. Sekelilingku ojek online dan angkutan umum bersaingan mendapatkan penumpang, sedangkan mobil dan motor pribadi sibuk menyaringkan klaksonnya, pertanda jalanan mulai macet. Aku masih saja menoleh ke arah kanan, barangkali yang kutunggu luput dari penglihatanku. Namun memang belum waktunya dia datang. Detik demi detik berlalu meninggalkan bekasnya. Aku memandang lurus, banyak wanita menyebrang jalan, menyetop kendaraan yang lewat dengan tangannya, usianya kira-kira dibawahku dua atau satu tahun. Tak hanya wanita, sedari tadi banyak laki-laki berlalu dihadapanku. Mereka membawa tas ransel besar dan penuh, kukira isinya pakaian dan perlengkapan lainnya. Adapula yang berjalan beriringan dengan orang tuanya. Banyak sekali macam orang hari ini. Ya, karena besok adalah hari spesial bagi calon-calon mahasiswa baru. Besok adalah hari seleksi penerimaan mahasiswa baru, dikampusku dikenal sebagai SPMB. Maka hari ini, mereka sibuk survei dan mengecek lokasi ujian agar besok mereka sudah siap dan tidak perlu bingung lagi. Kejadian seperti ini sudah tidak asing bagiku. Setiap tahun terjadi. Bahkan dua tahun yang lalu, aku yang mengalaminya. Akupun pernah berada diposisi mereka. Ah, Aku jadi teringat bapak. Aku disini karena dukungan bapak. Tiba-tiba aku kangen bapak. Pak, nggak terasa loh, aku sudah dua tahun disini. Dulu, ketika aku baru lulus, bapak yang selalu berdoa agar aku bisa melanjutkan sekolah disini. Alasan utamanya satu, kampus ini pernah dipimpin oleh orang-orang hebat seperti pak Azyumardi Azra, pak Harun Nasution, pak Quraisy Shihab, dan yang lain. Bapak ingin aku seperti mereka. Hebat dan mendunia. Ya kan, pak? Bapak pula yang memilihkan jurusan untukku. Kata bapak, biar nanti bisa bekerja di kemenlu atau kedubes. Ya kan, pak? Dulu juga waktu aku mendapatkan pengumuman resmi SPMB dan dinyatakan lulus, bapak adalah orang pertama yang memelukku. Ya kan, pak? Senangnya hati bapak tidak terkira, sampai ketika menjalankan MOS, bapak yang sibuk menyiapkan perlengkapanku karena saat itu, aku sudah mulai tinggal di kost. Aku ingat, bapak yang menjahitkan selempang fakultas yang aku pakai ketika ospek sebagai atribut. Ya kan, pak? Kemudian, setiap aku akan kembali ke kost, bapak selalu mengantar sampai ke stasiun atau terminal padahal saat itu aku sudah besar. Ya kan, pak? Pak, menjadi mahasiswa tidak mudah, ya. Aku hampir tiap malam hanya tidur 2-3 jam, ke kampus dengan perut lapar karena tidak sempat sarapan, tapi untungnya aku masih sempat mandi dan mencuci baju. Pak, Mahasiswa juga dituntun untuk berpikir kritis dan mudah menyelesaikan masalah. Oiya, pak. Aku bukannya mengeluh dan tidak bersyukur karena aku tahu, pekerjaan bapak jauh lebih berat daripada aku, namun kali ini, aku hanya ingin berbagi cerita. Menjadi mahasiswa itu, banyak rasanya, pak. Berbeda sekali ketika aku masih SD, ada ibu yang menyiapkan baju seragamku dan makanku, dan bapak yang membantu mengerjakan PR dan membelikan buku. Hmm, aku kangen di dongengi 5 pandawa, ciung wanara, Ramayana, dan cerita-cerita ksatria yang mengagumkan itu, pak. Dulu bapak selalu medongengkan untukku sepulang bapak kerja. Ya kan, pak? Sekarang aku sudah tidak mendengar cerita mereka lagi, mereka hilang tergantikan oleh film-film ksatria kekinian seperti captain Amerika, the guardian of the galaxy, star wars, thor, dan teman-temannya. Nanti suatu saat aku ajak nonton bareng ya, pak. Ah, rasanya aku kangen bapak. Aku kangen naik sepeda di jok rotan di bonceng bapak. Aku kangen permen rasa es teler yang bapak sering belikan ketika aku masih kecil dulu. Kira-kira sekarang masih ada yang jual nggak ya, pak? Pak, aku juga kangen membuat donat bareng bapak, menimbang terigu, telur, susu, dan bahan lainnya menjadi adonan yang lezat setelah itu kita goreng bersama lalu ditaburi gula halus. Pak, aku kangen ketika aku pulang di akhir pekan, dan aku membawa buku, pasti bapak penasaran dengan isi bukunya kemudian membolak balik setiap halamannya, dan jika bapak beneran nggak tahu, pasti bapak bertanya. Aku kangen ketika pulang sekolah ditanya apakah sepedaku masih enak dipakai, ada ban yang bocor atau tidak, remnya berfungsi atau tidak. Aku kangen ketika bajuku kotor karena bermain ditanah, dan bapak menyebutku sebagai gelabut, maksudnya dekil banget, tapi bapak hanya tertawa seolah yang kulakukan lucu. Terlalu banyak kenangan tentang bapak, terlalu banyak juga yang kutulis. Ya kan, pak?
Aku selalu berdoa, bapak selalu bahagia. Bahagialah bapak punya putri bungsu sepertiku, yang walaupun belum bisa menjadikan diri ini sebagai kebanggaan bagi dirimu, namun aku selalu berusaha. Karena ketika aku lelah melangkah, aku akan beristirahat sejenak dan mengenangmu, untuk memulihkan kembali tenagaku dan aku akan terus berjalan. Pak, aku bangga menjadi putri bungsumu. Seorang bapak luar biasa yang bertanggung jawab, itulah harta yang bernilai lebih dari apapun. Betapa beruntungnya aku. Ya kan, pak?
Sudah agak lega nampaknya meluapkan rasa kangen diatas tulisan ini. Sekarang aku mau minta satu permintaan ya, pak. Dimanapun bapak berada, nanti ketika aku wisuda, bapak datang, ya. Aku yakin bapak pasti datang. Ya kan, pak?



Ditulis diatas armada transjakarta Ciputat - Kampung Rambutan, pukul 14.45 hari Jum’at, 9 Juni 2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mars FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

FITK almamater Menjadi kebanggaan kami Di kampus ini kami mengabdi Belajar untuk mandiri Menjadi mahasiswa yang berprestasi tinggi Unggul, kompetitif, professional dan pribadi islami FITK selalu terdepan dalam pengintegrasian Pacu civitas akademika Mencerahkan masa depan Keilmuan, keislaman, keIndonesiaan Keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan FITK fakultas unggul Kami yakin FITK mampu mengantarkan Civitas akademika menjadi insan teladan berdedikasi tinggi FITK almamater Menjadi kebanggaan kami Di kampus ini kami mengabdi Belajar untuk mandiri Menjadi mahasiswa yang berprestasi tinggi Unggul, kompetitif, professional dan pribadi islami FITK selalu terdepan dalam pengintegrasian Pacu civitas akademika Mencerahkan masa depan Keilmuan, keislaman, keIndonesiaan Keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan FITK fakultas unggul Kami yakin FITK mampu mengantarkan Civitas akademika menjadi insan teladan berdedikasi tinggi Lirik: Dr.Muhbib Abdul Wahab,MA. Aransemen: Jef...

Aku Pergi

Di bawah rintikan hujan, aku berjalan seorang diri. Hatiku ragu menentukan kemanakah tujuan yang akan ku capai. Tetapi, kehendak kaki ku-lah yang menuntun ku untuk mencapai sebuah rumah. Rumah mungil yang penuh kehangatan, kebersamaan, dan kasih sayang. Tak hanya rumah mungil itulah yang aku idamkan. Tetapi, para penghuni rumah itu pula yang aku dambakan. Penghuni yang selalu mengawali hari ku dengan keceriaan dan mengakhiri hari ku dengan kehangatan. Ya,penghuni itu adalah ayah, bunda, dan kakak. Aku sangat bangga dan sangat bersyukur memiliki mereka. Memiliki seorang ayah yang bijaksana, adil, tegas, disiplin, dan menjadi motivator dalam hidupku adalah harta yang luar biasa tak ternilai harganya. Bagaikan menemukan setitik terang cahaya dalam kegelapan, begitulah artinya bunda dalam hidupku. Bunda yang luar biasa sabar, penyayang, dan mempunyai wawasan yang luas. Itulah bunda yang terbaik yang ingin aku katakan kepada dunia. Dan seorang kakak, yang selalu mengajari ku apa ar...

Jidat Lebar aka JENONG

Kalo gue fikir-fikir, nggak selamanya dan nggak selalu orang yang punya jidat lebar bak lapangan golf itu jelek, nggak berguna, dan ya…. gitulah. menurut agama yang gue anut, walaupun orang sejelek apapun, walaupun bentuknya mirip kue cucur, eh, salah. maksud gue, mirip kencur, eh, nggak deh. mirip air mancur, haalah, apa ada gitu ya orang yang mirip air mancur? haduuuh, ada ada aja nih yang bikin pemisalan! tuh, kan. gue lupa sampe mana. oiya, tadi kata gue, walaupun orang itu sejelek apapun, walaupun nggak berbentuk, kita harus tetap mengakui dia sebagai manusia. toh dia kan juga sama-sama diciptakan sama Allah, sama-sama manusia yang punya hati dan punya perasaan. balik maneng to orang yang punya jidat lebar, dan yang tadi gue bilang, orang yang punya jidat lebar nggak selamanya jelek. buktinya, abang gue, bang Aviv. Terbukti  101% sama sekali nggak jelek walaupun diliat dari ujung monas pake sedotan cendol diplintir sekalipun. Tetep aja inner handsome (gue bingung n...