Langsung ke konten utama

Lebaran


Bagi gue, momen lebaran adalah momen saling memaafkan. Padahal, memaafkan gak harus saat lebaran aja, yekan? Disaat kita punya salah dan sadar akan kesalahan itu, seharusnya kita langsung minta maaf, kan? Nah, saat lebaran biasanya gue nyiapin kata-kata mutiara buat di broadcast (BC) ke semua kontak yang ada di hape gue. Padahal intinya gue cuma mau minta maaf. 70% dari orang-orang yang gue kirimi kata-kata mutiara ala lebaran biasanya merespon dengan hal yang sama. Meminta maaf balik, tapi lain halnya dengan mantan. Ketika gue mengirim kata-kata mutiara, doi justru membalas dengan kalimat: ini lebaran kesekian aku kenal kamu. Disini gue mencium hawa hawa mistis *ala Roy Kiyoshi* terus ada juga yang sok-sokan ngambek nggak mau maafin gue kalo belum ketemu gue secara langsung. Ini juga mistis. Mistis kalo doi sekalian mau minta jatah THR.
Terus ada juga yang memanfaatkan momen lebaran sebagai ajang pencarian bakat, eh salah. Maksud gue, ajang perkenalan lebih jauh dengan gebetan. Alih-alih melakukan kunjungan dengan modus halal bihalal, pelaku mendapatkan beberapa keuntungan sekaligus. Pertama, bertemu dengan gebetan tersayang opo kowe krungu, kedua, bisa makan gratis ditempat gebetan, ketiga, syukur-syukur kebagian THR dari keluarga gebetan.
Kalo gue sendiri, lebaran adalah momen yang pas banget buat ngelakuin hal-hal diluar kebiasaan sehari-hari. Pagi hari, gue pasti shalat Ied di masjid terdekat. Biasanya kan ga pernah gue shalat jamaah di masjid. Saat itu, hati gue adem ketika melihat ibu-ibu, bapak-bapak, muda-tua, semua antusias melakukan ibadah shalat Ied berjamaah. Terus, biasanya gue ziarah ke makam mas, mbah uti, kakung, dan sodara-sodara gue yang udah pulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa. Ziarah mengingatkan gue kepada kematian, betapa
kematian datang tanpa dijemput, pulang tanpa diantar. Maksud gue, dateng tiba-tiba. Pasti pulang dari ziarah, gue jadi anak penurut, rajin sedekah, rajin shalat, berdoa terus-terusan. Tapi besoknya, gue begajulan lagi, wkwkwk.
Tapi satu hal yang nggak ada bedanya disaat lebaran dengan hari biasa. Makan mi. gue nggak bisa nggak makan mi walaupun lebaran. Ketika sore hari tiba, gue akan mengendap-endap ke dapur lalu mencomot sebungkus mi instan *merk apa aja, dari kotak sembako emak gue, tiga buah cabai setan *yang pedes banget itu, yang mirip cabe rawit tapi agak gedean, dan pelengkapnya *bisa sawi hijau, telur, sosis, bakso, kornet, atau semuanya wkwkwk. Lalu gue masak mi dengan khidmat sambil membayangkan nikmatnya. Nah, itulah kenikmatan hqq bagi gue.

Yak, sekian bacotan unfaedah gue dalam epidose lebaran kali ini, gue mengucapkan selamat hari raya idulfitri 1439 H, minal aidzin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.

Makasih udah berkunjung ke blog gue, nantikan konten lainnya yaa…



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mars FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

FITK almamater Menjadi kebanggaan kami Di kampus ini kami mengabdi Belajar untuk mandiri Menjadi mahasiswa yang berprestasi tinggi Unggul, kompetitif, professional dan pribadi islami FITK selalu terdepan dalam pengintegrasian Pacu civitas akademika Mencerahkan masa depan Keilmuan, keislaman, keIndonesiaan Keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan FITK fakultas unggul Kami yakin FITK mampu mengantarkan Civitas akademika menjadi insan teladan berdedikasi tinggi FITK almamater Menjadi kebanggaan kami Di kampus ini kami mengabdi Belajar untuk mandiri Menjadi mahasiswa yang berprestasi tinggi Unggul, kompetitif, professional dan pribadi islami FITK selalu terdepan dalam pengintegrasian Pacu civitas akademika Mencerahkan masa depan Keilmuan, keislaman, keIndonesiaan Keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan FITK fakultas unggul Kami yakin FITK mampu mengantarkan Civitas akademika menjadi insan teladan berdedikasi tinggi Lirik: Dr.Muhbib Abdul Wahab,MA. Aransemen: Jef...

Aku Pergi

Di bawah rintikan hujan, aku berjalan seorang diri. Hatiku ragu menentukan kemanakah tujuan yang akan ku capai. Tetapi, kehendak kaki ku-lah yang menuntun ku untuk mencapai sebuah rumah. Rumah mungil yang penuh kehangatan, kebersamaan, dan kasih sayang. Tak hanya rumah mungil itulah yang aku idamkan. Tetapi, para penghuni rumah itu pula yang aku dambakan. Penghuni yang selalu mengawali hari ku dengan keceriaan dan mengakhiri hari ku dengan kehangatan. Ya,penghuni itu adalah ayah, bunda, dan kakak. Aku sangat bangga dan sangat bersyukur memiliki mereka. Memiliki seorang ayah yang bijaksana, adil, tegas, disiplin, dan menjadi motivator dalam hidupku adalah harta yang luar biasa tak ternilai harganya. Bagaikan menemukan setitik terang cahaya dalam kegelapan, begitulah artinya bunda dalam hidupku. Bunda yang luar biasa sabar, penyayang, dan mempunyai wawasan yang luas. Itulah bunda yang terbaik yang ingin aku katakan kepada dunia. Dan seorang kakak, yang selalu mengajari ku apa ar...

Jidat Lebar aka JENONG

Kalo gue fikir-fikir, nggak selamanya dan nggak selalu orang yang punya jidat lebar bak lapangan golf itu jelek, nggak berguna, dan ya…. gitulah. menurut agama yang gue anut, walaupun orang sejelek apapun, walaupun bentuknya mirip kue cucur, eh, salah. maksud gue, mirip kencur, eh, nggak deh. mirip air mancur, haalah, apa ada gitu ya orang yang mirip air mancur? haduuuh, ada ada aja nih yang bikin pemisalan! tuh, kan. gue lupa sampe mana. oiya, tadi kata gue, walaupun orang itu sejelek apapun, walaupun nggak berbentuk, kita harus tetap mengakui dia sebagai manusia. toh dia kan juga sama-sama diciptakan sama Allah, sama-sama manusia yang punya hati dan punya perasaan. balik maneng to orang yang punya jidat lebar, dan yang tadi gue bilang, orang yang punya jidat lebar nggak selamanya jelek. buktinya, abang gue, bang Aviv. Terbukti  101% sama sekali nggak jelek walaupun diliat dari ujung monas pake sedotan cendol diplintir sekalipun. Tetep aja inner handsome (gue bingung n...